Oleh Imram Radne Rimba Putri., MMR
Layanan gawat darurat (IGD) adalah salah satu bagian terpenting di rumah sakit. Di sinilah pasien dengan kondisi kritis mendapatkan pertolongan pertama yang sangat menentukan keselamatan mereka. Karena itu, IGD harus dikelola dengan cepat, tepat, dan terkoordinasi agar setiap detik yang berharga tidak terbuang sia-sia. Pengelolaan yang kurang baik bisa menyebabkan keterlambatan pelayanan, meningkatnya risiko kesalahan medis, hingga membahayakan keselamatan pasien. Salah satu langkah awal yang sangat penting di IGD adalah triase, yaitu proses untuk menentukan tingkat kedaruratan pasien. Biasanya, pasien dibagi menjadi empat kategori:
- Merah: Kondisi sangat kritis dan harus segera ditangani.
- Kuning: Butuh penanganan cepat, tetapi tidak se-darurat kategori merah.
- Hijau: Kondisinya stabil, sehingga masih dapat menunggu.
- Hitam: Pasien dalam kondisi sangat kritis dan kemungkinan tidak dapat bertahan hidup.
Triase yang akurat membantu menurunkan angka kematian dan memastikan tenaga medis bekerja lebih terarah. Selain triase, Sumber Daya Manusia (SDM) juga menjadi kunci keberhasilan IGD. Dokter, perawat, dan petugas lainnya harus terlatih, sigap, profesional, dan mampu bekerja dalam tekanan. Pengelolaan SDM yang baik—mulai dari perekrutan hingga pengembangan kompetensi—akan menghasilkan tenaga kesehatan yang mampu bekerja secara optimal. Hal penting lainnya adalah koordinasi tim medis. Pelayanan di IGD melibatkan banyak pihak: dokter, perawat, petugas administrasi, hingga unit lain di rumah sakit. Karena itu, komunikasi dan kerja sama harus berjalan lancar. Kurangnya koordinasi bisa memicu kesalahpahaman, konflik, hingga memperlambat proses penanganan pasien. Manajemen rumah sakit perlu memastikan bahwa seluruh tim dapat bekerja harmonis agar pelayanan tetap efektif dan tidak menambah beban kerja petugas.
Secara keseluruhan, keberhasilan layanan gawat darurat bergantung pada tiga hal utama: triase yang tepat, SDM yang kompeten, dan koordinasi tim yang solid. Jika ketiganya berjalan dengan baik, IGD dapat memberikan pelayanan cepat, terstruktur, dan mampu meningkatkan keselamatan serta kepuasan pasien.
S1 Administrasi Rumah Sakit Universitas Alma Ata, menjadi bagian dari edukasi generasi muda di bidang kesehatan, Sebagai Prodi S1 Administrasi Rumah Sakit terbaik di Jogja terus berkomitmen mencetak lulusan yang mampu memahami manajemen IGD secara menyeluruh, mulai dari manajemen SDM, sistem informasi, hingga alur pelayanan pasien. Melalui pembelajaran yang relevan dan praktis, mahasiswa disiapkan untuk berperan dalam meningkatkan kualitas layanan kesehatan di Indonesia.
Referensi :
1. Rumampuk JF, Katuuk ME. HUBUNGAN KETEPATAN TRIASE DENGAN RESPONSE TIME RUMAH SAKIT TIPE C. 2019;7(April).
2. IRMAN O. BUKU AJAR KEPERAWATAN GAWAT DARURAT [Internet]. 2025. 262 p. Available from: https://www.google.co.id/books/edition/BUKU_AJAR_KEPERAWATAN_GAWAT_DARURAT/v8tlEQAAQBAJ?hl=id&gbpv=0
3. Pelayanan K, Igd P, Iskandar O, Nata D. Analisis Pengelolaan Sumber Daya Manusia dalam Upaya Meningkatkan. 2024;7(2):347–56. 4. Listyani R, Oktamianti P. Tren penelitian manajemen instalasi gawat darurat rumah sakit di indonesia. 2023;4:698–708